Search This Blog

Showing posts with label Islami. Show all posts
Showing posts with label Islami. Show all posts

Mencintai yang Lemah

Rasulullah bersabda, ''Carilah aku di antara orang-orang lemah kalian. Sesungguhnya kalian diberi rezeki dan kemenangan karena orang-orang lemah kalian'' (HR. Abu Daud). Orang lemah yang dimaksud adalah mereka yang tak berdaya karena suatu musibah. Atau, mereka yang fakir miskin, anak telantar, dan yang terzalimi, baik disebabkan ketidakadilan atau berjuang di jalan Allah.

Rasulullah sangat menekankan menolong serta membantu orang-orang seperti mereka. Di antara mereka itulah umat Islam bisa menjumpai kebaikan, rezeki, dan kemenangan. Kata beliau, ''Sesungguhnya Allah telah memenangkan umat ini dengan adanya kaum dhu'afa, karena doa-doa, shalat, dan keikhlasan mereka.'' (HR An Nasai'i).

Adab Tilawah (Membaca) Al-Quran

"Barangsiapa membaca satu huruf dari Al-Qur'an maka baginya sepuluh kebaikan. Sedangkan satu kebaikan itu dilipat gandakan hingga sepuluh kali. saya tidak mengatakan alif laam mim itu satu huruf, tetapi alif itu satu huruf, lam itu satu huruf dan mim juga satu huruf," (HR. Tirmidzi). Itu baru satu kata, lalu bagaimana kalau kita membaca satu juz atau lebih setiap malamnya?

Tentu sudah tak terhitung berapa banyak pahala yang mengalir ke catatan amal kita tanpa kita sadari. Belum lagi kalau saat itu bertepatan dengan malam lailatul qadar. Berarti apa yang kita lakukan pada saat itu sama dengan pahala yang kita peroleh ketika membaca Al-Qur'an selama 83 tahun lebih tanpa henti. Subhanallah. Dan, untuk menyambut datangnya bulan ini, seyogyanya kita memahami adab tilawah, adab membaca Al-Qur'an. Sehingga apa yang kita rencanakan sejak jauh-jauh hari itu bisa tercapai dengan baik.

Kembali kepada Ketakwaan

Ibadah puasa yang kita laksanakan pada hakikatnya merupakan sarana bagi kita untuk dapat mencelup dan memperbaiki diri, sehingga di akhir Ramadhan kita menjadi pribadi-pribadi yang unggul dan lebih baik. Pribadi yang unggul dan lebih baik yang dimaksud tiada lain adalah kita menjadi pribadi-pribadi yang bertakwa, memiliki moralitas/akhlak yang baik, dan menjadi pribadi-pribadi yang kembali kepada fitrahnya.

Seorang Muslim yang berhasil dalam berpuasa akan memiliki ketakwaan yang sebenar-benarnya, yang tidak hanya berdampak pada kehidupannya secara pribadi, tetapi juga memberikan dampak terhadap lingkungan sekitarnya, yakni ia memiliki kesalehan sosial. Berkaitan dengan ketakwaan yang sebenar-benarnya, Allah SWT memerintahkan: ''Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.'' (QS 3: 102).

Muslihat Setan

Seorang tabib yang dikenal alim, suatu hari, didatangi seorang pasien perempuan muda dalam keadaan sakit parah. Tabib itu biasanya menolak mengobati pasien perempuan, tapi melihat penderitaan pasien perempuan muda itu, hati tabib merasa iba. Tak sampai hati ia menolaknya.

Dengan hati-hati dan telaten, dia obati pasien itu. Sungguh tragis, kejadian berikutnya adalah bencana. Sang tabib jatuh hati pada pasien yang ternyata berparas cantik itu, dan terjadilah skandal yang semestinya tidak terjadi. Perempuan itu hamil, dan akhirnya dibunuh oleh sang tabib.

Nukilan kisah yang dituturkan Peter J Awn dalam buku yang menawan, Tragedi Setan, Iblis dalam Psikologi Sufi (Bentang Budaya, 2000), bersumber dari kitab yang sangat terkenal, Ihya' Ulum al-Din, karya Al-Ghazali. Tak disangka, perempuan itu sebenarnya telah dirasuki iblis. Penyakitnya juga muslihat setan, yang sengaja direkayasa untuk menjerumuskan sang tabib.

Surat Cinta Terindah

Surat Cinta Terindah

Kamu pernah dapat surat cinta? Gimana rasanya waktu membaca? Kayaknya,pas mau buka aja udah deg-degan nggak karuan. Apalagi pas baca ya. Bahkan kalau surat cinta itu datang dari orang yang diam-diam kita taksir juga,wuih…..diulang-ulang deh bacanya! Kalah deh sama acara ngapalin pelajaran sejarah yang bahannya sejibun dan besok jelas-jelas mau ulangan.

Nah, gitu tuh…..reaksi manusia secara alamiah ketika mendapat perhatian dari orang yang ia kagumi,sayangi atau cintai. Daripada ngelantur ngomongin cinta yang belom tentu juga membawa keselamatan,bahkan jangan-jangan membawa kita ke jurang neraka,mendingan kita coba buka sebuah surat cinta paling tebal didunia. Ehm……surat cinta siapa tuh???

TERINDAH

Dialah Al Qur’an, sebuah kitab suci bukti cinta Allah SWT kepada kita hamba-hambaNya. Mengapa Allah menurunkan kitab suci yang hingga kini masih dijaga keasliannya ini?

Keutamaan Ramadhan

Keutamaan Ramadhan
 
(Beberapa hari yang ditentukan itu) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barang siapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu .... (QS 2: 185).

Marhaban, ya Ramadhan! Marhaban berasal dari kata rahaba-yarhabu, yang berarti luas atau lapang. Dengan demikian, Marhaban, ya Ramadhan bermakna bahwa tamu yang berupa ''bulan suci Ramadhan'' itu harus disambut dan diterima dengan lapang dada. Begitulah Rasulullah SAW, para sahabat, dan umat Islam pada umumnya menyambut tamu yang penuh berkah itu. Mereka melaksanakan ibadah puasa Ramadhan bukan sekadar sebagai kewajiban sebagaimana diperintahkan oleh ayat di atas, tapi juga sebagai kerinduan.

Menikah Itu Ibadah

Rasulullah SAW bersabda, ''Barang siapa yang menikahi seorang wanita karena kedudukannya, maka Allah tidak akan menambahkan baginya kecuali kehinaan. Barang siapa yang menikahi seorang wanita karena kekayaannya, maka Allah tidak akan menambahkan baginya kecuali kefakiran.''

Beliau melanjutkan, ''Barang siapa yang menikahi seorang wanita karena kemuliaan nasabnya, maka Allah tidak akan menambahkan baginya kecuali kerendahan. Dan, barang siapa yang menikahi seorang wanita dan ia tidak menginginkan kecuali supaya dapat menundukkan pandangan dan menjaga kemaluannya atau menyambung tali silaturahim, maka Allah akan memberkahi mereka berdua.'' (HR Thabrani).

Hakikat Takdir Manusia

Takdir berakar dari kata qadara yang memiliki arti, antara lain, keputusan, ketetapan, dan perhitungan. Dalam Alquran banyak ayat yang membicarakan takdir. Salah satunya: ''Allah menetapkan malam dan siang.'' (Al-Muzammil: 20). Dalam ayat lain, Allah SWT menyatakan: ''Matahari itu bergerak pada posisinya. Itulah ketetapan pasti Tuhan yang Maha Tinggi dan Maha Mengetahui. Kemudian, bulan juga Kami tetapkan posisinya, hingga ia pada suatu saat akan kembali ke posisi semula.'' (Yasin: 28-29).

Alquran cukup indah menggambarkan persoalan takdir ini. Ketika takdir dikaitkan dengan Allah SWT, maka takdir adalah gambaran kekuasaan Allah SWT yang tak terbatas dan mutlak. Allahlah yang menciptakan alam raya beserta segala isinya, tanpa ada yang mampu menandinginya. Manusia adalah bagian dari takdir penciptaan itu sendiri. Manusia adalah makhluk Allah SWT yang terlingkupi oleh takdir-Nya.

Berlaku Benar dan Jujur

Berlaku Benar dan Jujur


Istilah benar dan jujur merupakan terjemahan dari kata sidq. Lawannya adalah kizb yang berarti dusta atau bohong. Sifat benar dan jujur seharusnya menjadi sifat orang beriman dan bertakwa. Sifat ini membawa pemiliknya kepada kebaikan.

Rasulullah SAW bersabda, ''Sesungguhnya sifat benar membawa kepada kebaikan, kebaikan membawa ke surga. Sesungguhnya yang benar lagi jujur akan digelari Allah dengan siddiq. Sedangkan kebohongan membawa kepada perbuatan dosa, perbuatan dosa membawa pemiliknya ke neraka. Laki-laki yang berbohong akan digelari Allah dengan kazzab (pembohong).'' (HR Bukhari-Muslim).

Bahaya Kemunafikan | Munafik


Bahaya Kemunafikan


Dalam surat al-Baqarah dikisahkan tentang tiga golongan manusia. Pertama, suatu golongan yang menerima ajaran Allah secara kaffah yang disebut sebagai orang-orang yang bertakwa.

Kedua, golongan yang menolak ajaran Allah secara mutlak yang dikenal sebagai orang-orang kafir. Golongan ini tidak saja menolak tapi juga memusuhi Islam, baik dengan perkataan maupun perbuatan.

Ketiga ialah golongan yang memiliki dua kepribadian, yakni berkepribadian Islam jika berada di tengah-tengah kaum muslimin, dan berkepribadian ingkar ketika sedang di antara orang-orang yang memusuhi Islam. Kelompok ini dinyatakan sebagai golongan orang-orang munafik.

Nuzulul Qur'an Sebagai Peringatan Atau Pelajaran

Nuzulul Qur'an Sebagai Peringatan Atau Pelajaran

Pada bulan Ramadhan banyak umat Islam yang menggelar acara peringatan Nuzulul Qur'an. Untuk itu perlu kiranya kali ini menyoroti masalah Nuzulul Qur'an, hukum memperingatinya dan fungsi utama diturunkannya Al-Qur'an.

Syekh Shofiyur Rohman Al-Mubarakfuriy (penulis sirah nabawiyah) menyatakan bahwa para ahli sejarah banyak berbeda pendapat tentang kapan waktu pertama kali diturunkannya Al-Qur'an, pada bulan apa dan tanggal berapa, paling tidak ada tiga pendapat :

Pertama : Pendapat yang mengatakan bahwa Nuzulul Qur'an itu ada pada bulan Rabiul Awwal,

Jangan Sepelekan Dosa Kecil

Jangan Sepelekan Dosa Kecil


Sudah maklum dikalangan ulama dan kaum muslimin bahwa dosa itu terbagi menjadi dua macam; kabair (dosa-dosa besar) dan shaghair (dosa-dosa kecil). Walau demikian ada juga sebagian ulama yang tidak melihat adanya pembagian seperti ini, namun menganggap bahwa seluruh kemaksiatan dan penyelewangan dari jalan Allah adalah dosa besar karena merupakan keberanian dan kelancangan dihadapan Allah. Orang yang mengatakan demikian karena melihat betapa besarnya hak Allah atas hamba-hamba-Nya. Ada diantara ulama yang mengatakan: "Suatu dosa dianggap kecil hanya lantaran jika dibandingkan dengan dosa lain yang lebih besar, jika tidak tentulah semua dosa itu besar adanya." Namun pendapat ini lemah sebab Allah sendiri telah membagi dosa dalam dua bagian yaitu fawahisy/ kabair dan al lamam/shaghair sebagaimana firmanNya:

Cinta Dan Mencintai Allah

Definisi Cinta

Imam Ibnu Qayyim mengatakan, "Tidak ada batasan cinta yang lebih jelas daripada kata cinta itu sendiri; membatasinya justru hanya akan menambah kabur dan kering maknanya. Maka ba-tasan dan penjelasan cinta tersebut tidak bisa dilukiskan hakikatnya secara jelas, kecuali dengan kata cinta itu sendiri.

Kebanyakan orang hanya membe-rikan penjelasan dalam hal sebab-musabab, konsekuensi, tanda-tanda, penguat-penguat dan buah dari cinta serta hukum-hukumnya. Maka batasan dan gambaran cinta yang mereka berikan berputar pada enam hal di atas walaupun masing-masing berbeda dalam pendefinisiannya, tergantung kepada pengetahuan,kedudukan, keadaan dan penguasaannya terhadap masalah ini. (Madarijus-Salikin 3/11)

Beberapa Catatan Tentang Ajaran Sufi

Nama dan ajaran Sufisme tidak pernah dikenal atau ada pada masa kehidupan Rasul Shallallaahu 'alaihi wa Salam, para shahabat dan Tabi'in. kemudian setelah itu muncul sekelompok orang zuhud yang mengenakan pakaian sangat sederhana yang disebut dengan shuf (kulit domba) dan dari situlah awal penamaan sufi. Ada juga pendapat yang mengatakan bahwa sufi berasal dari kata sufiya yang dalam buku-buku falsafah Yunani diartikan dengan hikmah.

Yang jelas munculnya nama baru ini ternyata membawa dampak bagi kaum muslimin, dimana akhirnya ajaran Sufi ini pecah menjadi sekian banyak aliran (tharikat) dan sufi yang berkembang sekarang ini lebih banyak kebid'ahan dan pemyimpangannya dibanding pendahulunya. Berikut ini penjelasan syaikh Muhammad bin Jamil Zainu tentang beberapa pokok ajaran sufi beserta tinjauannya dari pandangan Al Qur'an dan Sunnah.

BERSYUKUR | SYUKUR

BERSYUKUR

"AKU TAK SELALU MENDAPATKAN APA YANG KUSUKAI, OLEH KARENA ITU AKU SELALU MENYUKAI APAPUN YANG AKU DAPATKAN".

Kata kata diatas merupakan wujud syukur. Syukur merupakan kualitas hati yang terpenting. Dengan bersyukur kita akan senantiasa diliputi rasa damai, tentram dan bahagia. Sebaliknya, perasaan tak bersyukur akan senantiasa membebani kita. Kita akan selalu merasa kurang dan tak bahagia.

Ada dua hal yang sering membuat kita tak bersyukur.

Pertama:

Kita sering memfokuskan diri pada apa yang kita inginkan, bukan pada apa yang kita miliki.

Do’a Untuk Orang Tua

Do’a Untuk Orang Tua


Ya Allah,
Rendahkanlah suaraku bagi mereka,
Perindahlah ucapanku di depan mereka.
Lunakkanlah watakku terhadap mereka dan
Lembutkanlah hatiku untuk mereka.

Ya Allah,
Berilah mereka balasan yang sebaik-baiknya
Atas didikan mereka padaku dan
Pahala yang besar
Atas kesayangan yang mereka limpahkan padaku,
Peliharalah mereka
Sebagaimana mereka memeliharaku.

Ya Allah,
Apa saja gangguan yang telah mereka rasakan,
atau kesusahan yang mereka derita karena aku,

6 Pokok Kekuatan Islam

Alhamdulillah, kita masih diberi keselamatan, kesehatan, lindungan serta perpanjangan umur serta rejeki insya Allah rejeki yang Halal.
Saya akan menyampaikan sedikit pandangan atau sedikit ilmu, insya Allah membawa manfaat.

Kekuatan ISLAM terletak pada 6 pokok yang tidak boleh terpisahkan yaitu:
1.    Aqidah
2.    Akhlak
3.    Ilmu
4.    Harta
5.    Ukhuwah – Jamaah
6.    Jihad

Dengan berdasarkan hal tersebut diatas, marilah kita bersama-sama membangun dan membentuk 6 pokok ini agar ISLAM benar-benar menunjukkan kekuatan yang sesungguhnya.

Aqidah yang kuat sangatlah penting sekali pada diri manusia yang berdimensi ISLAM, karena ini adalah kunci kekuatan Islam yang menjadi dasar setiap perbuatan manusia, mulai dari mengerjakan kewajiban sholat sampai melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya yang tertuang di dalam Al Qur’an maupun sunnah.

Aqidah Islam Jalan Lurus Mencapai Kebahagiaan

Aqidah Islam Jalan Lurus Mencapai Kebahagiaan

Siapapun orang di kalangan kaum muslimin pasti pernah mendengar kata 'aqidah'. Di berbagai kesempatan yang berkaitan dengan hal-hal yang bersifat keagamaan perkataan ini sering terucap. Bahkan para ustadz, kiyai dan dai menyatakan bahwa aqidah merupakan pondasi bangunan Islam. Apakah sebenarnya faedah dan keutamaan dari aqidah Islam itu ?, tulisan berikut akan sedikit mengulas tentang hal tersebut.

Bilal adalah seorang budak hitam milik seorang qurays yang bernama Umayah. Ketika terbit cahaya Islam, Bilal merupakan salah seorang yang Allah beri hidayah untuk merasakan cahaya islam tersebut. Beliau bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang benar kecuali Allah. Kian hari semakin kokoh dan subur benih Islam di hati beliau.

Kerja dan Ibadah | Kerja adalah Ibadah

Bekerja merupakan kewajiban Muslim yang sehat fisik dan mental. Orang yang bekerja dengan benar, dalam rangka menjalankan perintah dan mengharapkan ridho Allah akan mendapat ganjaran pahala dari-Nya. Sebaliknya, orang yang mengabaikannya mendapat dosa, apabila tidak ada halangan syar'i dalam mewujudkannya.

Kerja merupakan wujud syukur kepada Allah. Orang bekerja berarti telah menggunakan nikmat kesehatan fisik yang diberikan Allah secara baik dan benar. Allah berfirman, "Bekerjalah hai keluarga Daud untuk bersyukur (kepada Allah). Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang berterima kasih." (QS 34:13).

Islam menghargai orang yang makan dan minum dari hasil kerja sendiri. Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah seseorang mengonsumsi makanan itu lebih baik daripada mengonsumsi makanan yang diperoleh dari hasil kerja sendiri, sebab Nabi Allah, Daud, mengonsumsi makanan dari hasil kerjanya." (HR Bukhari). Hadis ini mendorong Muslim bekerja memperoleh kebutuhan hidup menggunakan tangan dan kekuatan fisik. Kemuliaan dan kehormatannya ditentukan oleh kemampuan menggunakan potensi diri untuk bekerja.

Kata-Kata Mutiara Hikmah Abu Bakar as Siddiq ra

“Patuhilah Aku selama Aku patuh kepada Allah swt dan Rasulullah saw, bila Aku tidak mematuhi Allah swt dan Rasulullah saw, maka jangan patuhi Aku lagi.”

“Tidak ada pembicaraan yang baik, jika tidak diarahkan untuk memperoleh ridha Allah swt"

"Tidak ada manfaat dari uang jika tidak dibelanjakan di jalan Allah. Tidak ada kebaikan dalam diri seseorang jika kebodohannya mengalahkan kesabarannya. Dan jika seseorang tertarik dengan pesona dunianya yang rendah, Allah swt tidak akan ridha kepadanya selama dia masih menyimpan hal itu dalam hatinya.”

Unggulan

Ungkapan untuk Istri

Terimakasih Istriku... Tak terasa, Sudah seperempat abad lebih usia ini terlewati.. Sudah pula terlewati berbagai warna-warni kehidupan...

Populer