Rasulullah bersabda, ''Carilah aku di antara orang-orang lemah kalian.
Sesungguhnya kalian diberi rezeki dan kemenangan karena orang-orang lemah
kalian'' (HR. Abu Daud). Orang lemah yang dimaksud adalah mereka yang tak
berdaya karena suatu musibah. Atau, mereka yang fakir miskin, anak telantar, dan
yang terzalimi, baik disebabkan ketidakadilan atau berjuang di jalan Allah.
Rasulullah sangat menekankan menolong serta membantu orang-orang seperti
mereka. Di antara mereka itulah umat Islam bisa menjumpai kebaikan, rezeki, dan
kemenangan. Kata beliau, ''Sesungguhnya Allah telah memenangkan umat ini dengan
adanya kaum dhu'afa, karena doa-doa, shalat, dan keikhlasan mereka.'' (HR An
Nasai'i).
Tak hanya menolong, Rasulullah SAW dalam hadis riwayat
Al-Hasan juga menganjurkan mencintai orang lemah, terutama fakir miskin,
layaknya mencintai diri sendiri. ''Cintailah (kasihinilah) fakir miskin umatku
sebab sesungguhnya mereka memiliki negara kelak pada hari kiamat,'' sabda
beliau.
Dalam hadis lain riwayat Al Hasan disampaikan pula bahwasanya
Rasullullah SAW bersabda, ''Banyak-banyaklah mengenal fakir miskin dan bantulah
mereka, sesungguhnya mereka memiliki negara.'' Para sahabat bertanya, ''Wahai
Rasulullah, apa gerangan negara mereka?'' Beliau menjawab, ''Jika kelak di hari
kiamat diserukan (pada fakir miskin), lihatlah orang yang pernah memberi kalian
makan (meski) pecahan-pecahan roti, meminumi kalian meski hanya seteguk, dan
memberi pakaian kalian meski hanya sehelai baju, lalu gandenglah tangannya dan
berlalulah ke surga.''
Seberapa pun pertolongan dan bantuan yang kita
berikan bila diniatkan ikhlas mencari ridha Allah, maka Allah akan membalasnya
dengan pahala yang berlipat. Tak terbatas pada individu, tapi juga kelompok,
organisasi, lembaga, termasuk pemerintah. Bahkan yang terakhir ini, perannya
sangat penting, karena merekalah (pejabat negara) yang bisa mengoordinasi,
mengatur, memelihara, memperhatikan kebutuhan warganya tepat sasaran, sempurna,
dan berkesinambungan.
Maka, jabatan pemerintahan harus difungsikan
sebenar-benarnya demi memperhatikan kepentingan dan kebutuhan rakyat. Jabatan
adalah amanah yang harus ditunaikan. Ketika negara (pemerintah) menunaikan
tugas-tugas dan tanggung jawabnya dengan baik, kewajiban yang lain (rakyat)
untuk membantunya. Dengan begitu akan terjadi bahu-membahu, tolong-menolong
antara rakyat dan pemimpinnya. Dan dari sinilah akan tercipta persaudaraan yang
hakiki.
Khalifah Umar bin Khattab pernah berkata, ''Rasullulah SAW
bersabda, 'Sesama Muslim itu bersaudara. Oleh karena itu, jangan menganiaya dan
jangan mendiamkannya. Siapa saja yang memperhatikan kepentingan saudaranya,
Allah akan memperhatikan kepentingannya. Siapa saja yang melapangkan satu
kesulitan sesama Muslim, niscaya Allah akan melapangkan satu kesulitan dari
beberapa kesulitannya di hari kiamat. Siapa saja yang menutupi kejelekan seorang
Muslim, Allah akan menutupi kejelekannya pada hari kiamat'.'' (HR.
Bukhari-Muslim).
Search This Blog
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Unggulan
Ungkapan untuk Istri
Terimakasih Istriku... Tak terasa, Sudah seperempat abad lebih usia ini terlewati.. Sudah pula terlewati berbagai warna-warni kehidupan...
Populer
-
Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan ant...
-
Bacaan Surat Adh-Dhuha lengkap dengan terjemahan dan Latinnya Audzubillahi minasyaitan nirrajim Bismillahirrahmanirrahiim
-
Surat Alam Nasyrah: 8 Ayat بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَـٰنِ الرَّحِيمِ أَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَ ﴿١﴾ وَوَضَعْنَا عَنكَ وِزْرَكَ ﴿٢﴾ ال...
makasih infonya,,
ReplyDeletesangat menarik dan bermanfaat,,
manta