"Wahai hamba-Ku, sesungguhnya telah Aku haramkan kepada-Ku
untuk berbuat zalim, dan mengharamkan pula kepada kalian perbuatan zalim. Karena
itu, janganlah kalian saling menganiaya diri kalian. Wahai hamba-Ku, kalian
seluruhnya sesat kecuali orang yang telah Aku beri hidayah. Karena itu, mintalah
petunjuk kepada-Ku, niscaya kalian akan Aku beri petunjuk, dengan keyakinan
bahwa Allah akan memberikan apa saja jika kita yakin memintanya, tanpa sedikit
pun keraguan dalam dirinya." (HR Muslim, Ibnu Hibban, dan
Hakim).
Banyak orang yang tidak menyadari bahwa ia sedang menzalimi
diri dan penciptanya, Allah Azza wa Jalla. Ia terus meminta kesuksesan dan
kebahagiaan dalam hidup, tanpa disertai keyakinan bahwa Allah akan memberikan
apa yang dimintanya.
Allah sesuai dengan prasangka hamba-Nya. Seorang
hamba yang yakin akan pertolongan Allah, maka dengan sangat meyakinkan pula
Allah akan menolongnya. Seorang hamba yang yakin bahwa doanya akan dikabulkan,
maka Allah akan mengabulkan doa-doanya tersebut lebih dari yang ia
minta.
Andaikan seorang ragu akan pertolongan Allah, dan lebih yakin akan
kemampuan diri atau pertolongan makhluk, maka yakinlah bahwa hidup orang
tersebut akan penuh dengan kekecewaan. Siapa saja yang hidupnya ingin selalu
dilindungi dan dimudahkan semua urusannya, namun ia tak pernah
bersungguh-sungguh meningkatkan mutu keyakinannya pada Allah, maka keinginannya
tersebut hanya angan-angan belaka.
Bagaimana cara kita meningkatkan
keyakinan diri? Ada tiga tahapan yang harus kita lewati dalam usaha meningkatkan
kualitas keyakinan diri. Pertama, 'ilmul yaqin. Yaitu meyakini segala sesuatu
berdasarkan ilmu atau pengetahuan. Misal, di Makah ada Kabah. Kita percaya saja
karena teorinya seperti itu.
Kedua, 'ainul yaqin. Yaitu keyakinan yang
timbul karena kita telah melihatnya dengan mata kepala sendiri. Orang yang telah
menunaikan ibadah haji sangat yakin bahwa Kabah itu ada karena ia telah
melihatnya. Keyakinan karena melihat, kualitasnya akan lebih baik dibandingkan
dengan keyakinan karena ilmu.
Ketiga adalah haqqul yaqin. Orang yang
telah haqqul yakin akan memiliki keyakinan yang dalam dan terbukti kebenarannya.
Orang yang telah merasakan nikmatnya thawaf, berdoa di Multazam, merasakan
ijabahnya doa, akan memiliki keyakinan yang jauh lebih mendalam dari dua
keyakinan sebelumnya. Inilah tingkat keyakinan tertinggi yang akan sulit
diruntuhkan dan dicabut dari hati orang yang memilikinya.
Cara
meningkatkan kualitas keyakinan diri, sejatinya harus melalui proses dan
tahapan-tahapan, mulai dari 'ilmul yaqin, 'ainul yaqin, hingga haqqul
yakin.
Mengenal tingkat keyakinan diri
Semua yang ada di
dunia ini adalah milik Allah. Maka, rugilah orang-orang yang hatinya bergantung
pada selain Allah. Yakinlah, bahwa Allah adalah Dzat Yang Maha Mengatur
segalanya. Sayangnya, kita sering mengatakan bahwa Allah itu Mahakaya, tapi kita
sering takut tidak mendapatkan rezeki. Kita tahu bahwa Allah itu Maha Menentukan
segala sesuatu, yang Menciptakan manusia berpasang-pasangan, tapi kita sering
risau tidak mendapatkan pasangan hidup. Bila demikian, kita masih berada dalam
tingkat 'ainul yaqin dan belum sampai ke tingkat haqqul yaqin.
Mengapa
ada orang yang keluar dari Islam (murtad)? Sebabnya, keyakinan yang ia miliki
baru sebatas 'ilmul yaqin; sebatas tahu. Ternyata, yakin kepada Allah hanya
sebatas ilmu tidak cukup untuk membuat kita istiqamah. Keyakinan kita harus
benar-benar meresap ke dalam sanubari. Cahaya keyakinan yang tersimpan di dalam
hati seorang hamba ternyata datang dari khazanah kegaiban Allah Azza wa Jalla.
Alam semesta ini terang benderang karena cahaya dari benda-benda langit yang
diciptakan-Nya. Sedangkan cahaya yang menerangi hati manusia berasal dari cahaya
Ilahi.
Ibnu Atha'illah dalam Hikam bertutur, "Nur yang tersimpan di dalam
hati, datang dari cahaya yang langsung dari khazanah-khazanah kegaiban. Nur yang
memancar dari panca indramu berasal dari ciptaan Allah; dan cahaya yang memancar
dari hatimu berasal dari sifat-sifat Allah".
Dengan demikian, keterbukaan
hati dalam menerima cahaya inilah yang harus selalu kita jaga. Mulailah kita
usahakan untuk selalu dapat mengenal hikmah di balik setiap kejadian. Jangan
hanya melihat setiap kejadian dengan mata lahir saja, tapi gunakan mata hati
kita. Namun, mata hati tidak akan berfungsi dengan baik, kalau selalu dikotori
dengan kemaksiatan dan dosa. Wallahu a'lam bish-shawab.
Search This Blog
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Unggulan
Ungkapan untuk Istri
Terimakasih Istriku... Tak terasa, Sudah seperempat abad lebih usia ini terlewati.. Sudah pula terlewati berbagai warna-warni kehidupan...
Populer
-
Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan ant...
-
Bacaan Surat Adh-Dhuha lengkap dengan terjemahan dan Latinnya Audzubillahi minasyaitan nirrajim Bismillahirrahmanirrahiim
-
Surat Alam Nasyrah: 8 Ayat بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَـٰنِ الرَّحِيمِ أَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَ ﴿١﴾ وَوَضَعْنَا عَنكَ وِزْرَكَ ﴿٢﴾ ال...
ikut nyimak aja deh.. tapi bagus juga artikelnya.
ReplyDeletekapan-kapan mampir sini ya gan hehehe'
http://rezzhe-ruparupa.blogspot.com