Membicarakan cinta tak dapat dilepaskan dengan motif dan tujuan pelakunya. Sesuai arti
katanya, cinta adalah perasaan hati dalam menyenangi sesuatu. Dalam bahasa Arab,
cinta sering disebut dengan kata hubb. Mencintai sesuatu berarti sama dengan
menyenanginya.
Cinta adalah salah satu sifat fitri (alami) yang memang
Allah SWT anugerahkan kepada manusia. Dengan cinta, manusia satu dan lainnya
dapat membina hubungan dengan harmonis. Rasulullah SAW bersabda, ''Sesungguhnya
Allah SWT memiliki 100 rahmat kasih sayang. Sebanyak 99 Ia simpan untuk
hamba-hamba-Nya nanti di akhirat, sedangkan satunya Ia turunkan kepada umat
manusia. Dengan hanya satu rahmat inilah, manusia satu dengan yang lainnya
saling mencintai.'' (HR Bukhari-Muslim).
Dengan demikian, cinta dan
kasih sayang yang dimiliki manusia hakikatnya adalah bentuk anugerah tertinggi
yang Allah SWT berikan. Itu artinya, cinta sesungguhnya harus dilandasi dengan
keyakinan bahwa cinta itu adalah dari Allah SWT dan harus dimanfaatkan sepositif
mungkin oleh manusia, semata-mata karena Allah. Dengan kata lain, mencintai
manusia lain sebetulnya harus dilandasi sikap bahwa cintanya itu adalah karena
Allah, sehingga cinta yang ditimbulkan akan selalu berada dalam jalur yang sudah
Allah SWT gariskan, bukan cinta buta yang hanya memperturutkan hawa nafsu
rendah. Mencintai seseorang karena Allah SWT akan mengantarkan seseorang pada
satu level, di mana Allah SWT melimpahkan cinta abadi-Nya yang tak terkira.
Rasulullah SAW pernah bercerita kepada Abu Hurairah, ''Sesungguhnya ada
seorang laki-laki yang berniat mengunjungi temannya dalam sebuah kampung. Dalam
perjalanan, ia bertemu dengan malaikat yang sengaja Allah turunkan untuk
menanyakan tujuannya. Laki-laki itu menjawab, ia ingin mengunjungi salah satu
temannya di sebuah kampung. Malaikat bertanya lagi tentang alasan kunjungan itu,
apakah karena temannya itu memiliki satu jasa berharga yang harus dibalas atau
tidak. Dengan tegas, laki-laki itu menjawab ia tidak memiliki alasan selain
bahwa kunjungannya itu adalah karena cintanya kepada temannya, cinta yang
dilandasi semata-mata karena Allah SWT. Malaikat itu akhirnya memberi tahu
kepada laki-laki itu bahwa ia adalah utusan Allah untuk menyampaikan kabar
gembira bahwa laki-laki itu dijamin akan dicintai Allah selamanya, dengan sebab
cintanya pada temannya itu.'' (HR Muslim).
Cinta sesama manusia hanya
karena Allah, bukan karena alasan lain, itulah cikal bakal cinta abadi yang
Allah SWT siapkan di akhirat kelak. Cinta model ini pulalah yang akan menjadi
naungannya nanti di hari kiamat. Satu hari yang tidak ada naungan lagi selain
naungan yang Allah berikan kepada manusia. Rasulullah SAW bersabda, ''Pada hari
kiamat nanti Allah SWT akan berseru, 'Mana orang-orang yang saling mencintai
hanya karena Aku? Pada hari kiamat yang tidak ada naungan ini, Aku akan
memberikan naungan-Ku pada mereka semua'.'' (HR Muslim). Dengan cinta yang
dilandasi keyakinan seperti inilah, umat manusia akan dapat mewujudkan kedamaian
dan keharmonisan di antara sesama. Wallahu a'lam
Search This Blog
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Unggulan
Ungkapan untuk Istri
Terimakasih Istriku... Tak terasa, Sudah seperempat abad lebih usia ini terlewati.. Sudah pula terlewati berbagai warna-warni kehidupan...
Populer
-
Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan ant...
-
Bacaan Surat Adh-Dhuha lengkap dengan terjemahan dan Latinnya Audzubillahi minasyaitan nirrajim Bismillahirrahmanirrahiim
-
Surat Alam Nasyrah: 8 Ayat بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَـٰنِ الرَّحِيمِ أَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَ ﴿١﴾ وَوَضَعْنَا عَنكَ وِزْرَكَ ﴿٢﴾ ال...
No comments:
Post a Comment
1. Berkomentarlah dengan sopan.
2. Silahkan membuka Lapak tetapi tidak dengan menyertakakn Link Hidup, jika di temukan link HIDUP maka otomatis akan terhapus.
3. Komentar yang berbau sara / pornografi akan saya hapus.
4. Mari budayakan Komentar dengan menggunakan Bahasa Ibu.